Inilah 5 Alasan Kenapa Madara Tidak Cocok Menjadi Hokage memimpin desa konoha untuk menjadi desa yang lebih baik dan hebat. Hashirama dan Madara merupakan rekan sekaligus rival sengit. Setelah perjanjian perdamaian antar klan, nampaknya rivalitas antara mereka berdua masih saja terjadi. Salah satunya adalah saat pemilihan pemimpin pertama desa Konoha. Warga dihadapkan pada 2 kandidat yang sama-sama kuat, hebat, dan visioner. Namun, akhirnya pilihan warga desa Konoha jatuh pada Hashirama sebagai Hokage Pertama. Mengapa bisa demikian? Apa ya kira-kira pertimbangan warga desa Konoha dalam memilih? Inilah 5 alasan yang mungkin membuat Madara Uchiha tidak terpilih sebagai Hokage Pertama.
1. Ambisius
Alasan pertama yang mungkin membuat Madara gagal menjadi hokage adalah ambisi yang dimiliki oleh dirinya. Hashirama dari sejak muda bercita-cita untuk mengakhiri perang dan mewujudkan dunia damai di mana tidak ada lagi anak-anak yang kehilangan orang tuanya ataupun anak yang kehilangan teman dan saudaranya. Dari sejak muda sampai dewasa dia selalu ingin mewujudkan mimpi tersebut. Ketika Hashirama dan Madara bertemu lagi di peperangan, Hashirama selalu mengusulkan perdamaian.
Upaya perdamaian pertama ditolak Madara dengan alasan klan Senju-lah yang membunuh adiknya. Hal tersebut berakhir dengan perang besar antar kedua klan, yang mana pasti banyak orang menjadi korban. Perang tersebut berakhir dengan kekalahan Madara dan kondisi di mana Tobirama akan mencabut nyawa Madara.
Pada titik kemenangan ini, yang seharusnya bisa digunakan olehnya untuk menguasai dunia, Hashirama masih menyodorkan upaya perdamaian kepada Madara untuk mewujudkan mimpi mereka bedua pada waktu muda. Karena terpojok, usulan inipun disepakati. Penulis yakin, apa bila Madara yang ada di posisi Hashirama, dia pasti tidak akan melakukan hal yang sama. Ambisi Madara menjadi bumerang dan kelemahan bagi dirinya sendiri.
Tidak berhenti di situ, saat Konoha sudah berdiri, Hashirama selalu mengupayakan keamanan dan kenyamanan desa dan rakyat. Nampaknya hal ini tidak pernah sekalipun dipikirkan oleh Madara. Dari sisi birokrasi, Hashirama menggunakan sistem grassroot yang memberikan keadilan bagi semua klan.
Sistem Hashirama ini dianggap Madara sebagai ancaman, karena Uchiha adalah klan terkuat kedua yang seharusnya diberikan kesempatan lebih dalam pemerintahan. Akibatnya, Madarapun memberontak, yang sekaligus membuktikan sekali lagi bahwa ambisinya untuk menjadi penguasa benar-benar kuat. Apapun dilakukan meski nyawa penduduk dan kekacauan menjadi dampaknya.
2. Rekam jejak
Rakyat Konoha yang saat itu akan memilih tentunya sudah mulai cerdas dalam menentukan pilihannya. Track record atau rekam jejak sang pemimpin akan menjadi pertimbangan penting. Madara berasal dari klan Uchiha. Klan tersebut terkenal bengis dan tanpa ampun dalam membunuh dan menghabisi musuhnya bahkan teman dan saudaranya
Mata Mangekyo Sharingan yang didapatkan anggota klan Uchiha setelah membunuh orang terdekatnya. Itachi tega menghabisi seluruh klan Uchiha meskipun untuk tujuan yang lebih besar, menyelamatkan desa dari kudeta dan tentunya Sasuke adiknya. Madara rela mengorbankan mata Izuna untuk menyembuhkan matanya yang nyaris buta. Bukti-bukti tersebut cukup kuat untuk menganggap Uchiha adalah klan yang bengis dan kejam.
Mungkin di saat itu peta politik bisa berimbang namun bisa juga tidak. Hashirama mungkin terpilih secara aklamasi dari penduduk Konoha, namun bisa juga persaingan mereka sangat ketat. Mungkin perolehan suara saat itu 48% dibanding 52%. Bagi mereka yang haus kekuasaan bukan tidak mungkin mendukung Madara menjadi pemimpin. Namun yang jelas, rekam jejak yang buruk dari klan Uchiha dan terutama Madara sebagai pribadi membuatnya tidak terpilih sebagai Hokage.
3. Perubahan Chakra Madara
Perubahan chakra shinobi pemimpin bisa juga menjadi pertimbangan rakyat untuk memilih pemimpinnya. Madara sebagai keturunan klan Uchiha memiliki perubahan chakra api, sedangkan Hashirama mempunyai perubahan chakra khusus yaitu elemen kayu. Api bersifat destruktif dan tidak dapat membangun desa, sedangkan kayu sangat berguna untuk membangun desa.
Konon Hashirama-lah yang membangun seluruh infrastruktur desa pada mulanya dengan menggunakan elemen kayu yang dia miliki. Nampaknya, perubahan chakra ini juga mencerminkan karakter keduanya. Madara mempunyai tujuan yang cenderung bersifat destruktif. Di sisi lain, Hashirama memberikan dampak yang konstruktif sejak masa mudanya. Mungkin hal ini dipertimbangkan dengan matang oleh penduduk Konoha yang menginginkan perdamaian dan kenyamanan.
4. Kebijaksanaan
Madara selalu kalah dibandingkan Hashirama dalam hal apapun. Dari segi kekuatan, Hashirama selalu unggul dari Madara. Di pertarungan pertama, hampir saja Madara terbunuh oleh klan Senju karena kehebatan Hashirama. Di pertarungan kedua, Hashirama berhasil menakhlukkan Madara yang di-back up oleh kyubii di lembah kematian. Namun kekalahan utama Madara sebagai pemimpin adalah kebijaksanaannya.
Pemimpin haruslah kuat dan berwibawa. Benar! Namun, pemimpin juga harus bijaksana dan rendah hati. Pemimpin yang kuat namun angkuh dan otoriter tidak lama pasti akan terjatuh. Kualitas Hashirama dalam mengambil keputusan membuat Madara dibuatnya tidak berdaya melawannya saat pemilihan Hokage Pertama.
5. Visi dan Kompromi
Madara Uchiha adalah salah satu tokoh dengan visi yang sangat kuat. Terbukti dari (1) tekadnya yang kuat untuk menyudahi hubungan pertemanannya dengan Hashirama saat mengetahui bahwa klan mereka saling bermusuhan, (2) melanjutkan perang setelah mengetahui bahwa Tobirama yang membunuh adiknya, (3) memberontak pada Hashirama saat memikirkan bahwa Konoha merupakan suatu kegagalan baginya, dan (4) memperjuangkan sampai akhir tekadnya pada Perang Dunia Shinobi Keempat.
Namun, ada yang salah dalam visi dan tekad Madara Uchiha. Tekadnya yang kuat tidak diiringi dengan itikad yang baik. Visi Madara cenderung untuk mendapatkan kontrol dan kewenangan penuh sesuai dengan keinginannya. Kontras, Hashirama selalu datang untuk mengupayakan perdamaian dan mewujudkan mimpi dunia shinobi yang bersatu.
Kompromi adalah hal yang tidak dimiliki Madara. Kompromi yang dimaksudkan di sini bukan kompromi terhadap hal yang buruk, namun mau dan mampu untuk mengakomodasi banyak kepentingan. Saat perjanjian perdamaian antara ke 5 negara, Madara terbukti berusaha menekan Onoki dan Mu untuk tunduk padanya. Pendekatan Hashirama jauh lebih elegan dengan mengajak kelima kage untuk duduk bersama, mengambil jalan tengah, dan musyawarah untuk mufakat. Hal ini dapat menjadi satu alasan mengapa Madara gagal menjadi Hokage Pertama.
No comments:
Post a Comment